Foot drop atau disebut juga dengan drop foot adalah kondisi medis yang ditandai dengan kesulitan atau ketidakmampuan seseorang untuk mengangkat bagian depan kaki (punggung kaki) ke atas. Akibatnya, penderita cenderung menyeret kaki saat berjalan, yang menyebabkan perubahan cara berjalan (gait). Kondisi ini bukanlah penyakit tunggal, melainkan gejala dari gangguan saraf, otot, atau anatomi lainnya.
Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka mengalami foot drop hingga gejala semakin memburuk. Maka dari itu, penting untuk mengenal penyebab, gejala, dan cara pengobatan dari kondisi ini agar tidak menimbulkan komplikasi serius di kemudian hari.
Penyebab Umum Kondisi Foot Drop
Foot drop ini disebabkan oleh gangguan pada saraf peroneal—saraf utama yang mengontrol otot-otot pengangkat kaki. Saraf ini bisa mengalami cedera, tekanan, atau bahkan kelumpuhan. Beberapa penyebab umum foot drop antara lain:
1. Cedera Saraf Peroneal
Cedera pada saraf peroneal sering terjadi karena trauma langsung, seperti patah tulang di lutut atau pergelangan kaki, operasi pinggul, atau tekanan berkepanjangan pada saraf akibat kebiasaan duduk bersila terlalu lama.
2. Gangguan Neurologis
Penyakit neurologis seperti stroke, multiple sclerosis (MS), dan amyotrophic lateral sclerosis (ALS) dapat memengaruhi sistem saraf yang mengendalikan otot kaki, sehingga menyebabkan foot drop.
3. Penyakit Otot dan Tulang Belakang
Masalah tulang belakang seperti hernia diskus (saraf kejepit) atau cedera tulang belakang juga dapat menyebabkan terganggunya transmisi sinyal ke otot pengangkat kaki.
4. Diabetes
Penderita diabetes yang tidak terkontrol rentan mengalami neuropati perifer, yaitu kerusakan saraf tepi yang salah satunya dapat memicu foot drop.
Gejala dan Cara Mendeteksinya
Gejala utama dari foot drop adalah kesulitan mengangkat bagian depan kaki ketika berjalan. Hal ini membuat penderita cenderung menyeret kaki atau mengangkat lutut lebih tinggi dari biasanya untuk menghindari tersandung.
Gejala Lainnya Meliputi:
-
Mati rasa atau kesemutan di sepanjang kaki bagian depan
-
Lemahnya otot pada bagian bawah kaki
-
Perubahan cara berjalan ataupun gaya berjalan yang tidak seimbang
-
Sulit memakai sepatu karena kaki tidak bisa ditekuk ke atas
Jika tidak segera ditangani, foot drop bisa memengaruhi aktivitas harian, meningkatkan risiko jatuh, serta menyebabkan ketidakseimbangan postur tubuh dalam jangka panjang.
Cara Mendiagnosis Kondisi Foot Drop
Untuk memastikan seseorang mengalami foot drop, dokter biasanya akan melakukan serangkaian pemeriksaan, seperti:
1. Pemeriksaan Fisik
Dokter akan memeriksa kekuatan otot kaki, refleks saraf, serta cara berjalan pasien.
2. Elektromiografi (EMG)
Tes ini dapat membantu mengevaluasi aktivitas listrik pada otot dan menentukan apakah terdapat kerusakan pada saraf yang mengontrol otot kaki.
3. MRI atau CT Scan
Digunakan untuk melihat struktur tulang belakang, otak, atau otot, serta mendeteksi adanya tumor, hernia diskus, atau lesi lain.
4. Tes Konduksi Saraf
Tes ini mengukur seberapa cepat sinyal listrik bergerak melalui saraf, dan dapat membantu menemukan letak kerusakan saraf.
Penanganan dan Pengobatan Foot Drop
Pengobatan foot drop disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Semakin dini kondisi ini terdiagnosis, semakin besar kemungkinan pemulihan.
1. Fisioterapi
Latihan fisik khusus bertujuan untuk memperkuat otot pengangkat kaki, memperbaiki keseimbangan, dan mengembalikan fungsi gerak normal.
2. Penggunaan Alat Bantu (Orthosis)
Ankle-foot orthosis (AFO) adalah alat penyangga yang dikenakan di pergelangan kaki dan kaki bagian bawah untuk membantu mengangkat kaki saat berjalan.
3. Obat-obatan
Jika foot drop disebabkan oleh peradangan atau gangguan saraf seperti neuropati, dokter bisa meresepkan obat antiinflamasi atau suplemen saraf seperti vitamin B kompleks.
4. Operasi
Dalam beberapa kasus berat, seperti cedera saraf permanen, prosedur bedah mungkin diperlukan untuk memperbaiki atau mengganti fungsi saraf yang rusak. Alternatif lainnya adalah operasi tendon transfer, yaitu mengalihkan otot lain untuk menggantikan fungsi otot yang rusak.
Pencegahan dan Perawatan Jangka Panjang
Meskipun tidak semua kasus foot drop dapat dicegah, Anda bisa mengurangi risikonya dengan:
-
Menghindari duduk terlalu lama dalam posisi menyilangkan kaki
-
Mengontrol kadar gula darah jika memiliki diabetes
-
Melindungi kaki dan lutut dari benturan saat berolahraga
-
Rutin olahraga untuk memperkuat otot kaki dan menjaga keseimbangan tubuh
Jika Anda merasa mengalami gejala-gejala yang mirip dengan foot drop, segera konsultasikan ke dokter spesialis saraf atau ortopedi untuk diagnosis dan penanganan lebih lanjut.
Baca Juga : Tips Mengurangi Risiko Rematik Sejak Usia Muda
Kesimpulan
Foot drop adalah kondisi medis yang membuat bagian depan kaki tidak bisa ditekuk ke atas. Meskipun terlihat sederhana, kondisi ini bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menyebabkan komplikasi postur serta risiko cedera.
Penyebab foot drop beragam, mulai dari cedera saraf hingga penyakit neurologis seperti stroke atau diabetes. Deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat penting agar fungsi kaki bisa pulih secara optimal. Jangan abaikan perubahan kecil pada cara berjalan Anda—karena itu bisa menjadi tanda awal foot drop yang membutuhkan perhatian medis segera.